BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Senin, 27 September 2010

agriculture in my mind


I think agriculture is an art to create beauty of plant life that has been treated by us, so may lead to reciprocity for us. so what your mind?

Sabtu, 25 September 2010

Hidroponik Bertanam Tanpa Tanah


Terbatasnya lahan produktif saat ini tidak lagi menjadi kendala dalam mengusahakan pertanian indoor maupun outdoor. Meskipun sistem hidroponikbukan teknologi baru lagi bagi kita, namun justru kini telah menjadi trend tatkala media tanah yang produktif semakin berkurang. Selain tidak memakan tempat yang luas, juga ditengarai sistem ini mudah perawatannya serta lebih menguntungkan.
Media tanam hidroponik bisa bermacam-macam. Arang merupakan salah satunya


Sayuran hidroponik dengan media air yang sudah diberi nutrisi
Bertanam dengan sistem hidroponik, dalam dunia pertanian bukan merupakan hal yang baru. Namun demikian hingga kini masih banyak masyarakat yang belum tahu dengan jelas bagaimana cara melakukan dan apa keuntungannya. Untuk itu dalam tulisan ini akan dipaparkan secara ringkas dan praktis bertanam dengan cara hidroponik.
Dalam kajian bahasa, hidroponik berasal dari kata hydro yang berarti air dan ponos yang berarti kerja. Jadi, hidroponik memiliki pengertian secara bebas teknik bercocok tanam dengan menekankan pada pemenuhan kebutuhan nutrisi bagi tanaman, atau dalam pengertian sehari-hari bercocok tanam tanpa tanah. Dari pengertian ini terlihat bahwa munculnya teknik bertanam secara hidroponik diawali oleh semakin tingginya perhatian manusia akan pentingnya kebutuhan pupuk bagi tanaman.
Dimanapun tumbuhnya sebuah tanaman akan tetap dapat tumbuh dengan baik apabila nutrisi (hara) yang dibutuhkan selalu tercukupi. Dalam konteks ini fungsi dari tanah adalah untuk penyangga tanaman dan air yang ada merupakan pelarut unsur hara (nutrisi), untuk kemudian bisa diserap tanamanan. Dari pola pikir inilah yang akhirnya melahirkan teknik bertanam dengan hidroponik, dimana yang ditekankan adalah pemenuhan kebutuhan nutrisi (hara) sebagaimana yang telah disampaikan dimuka.
Bahan-bahan untuk Hidroponik
Pot yang ukuran besarnya disesuaikan dengan tanaman yang akan dijadikan maskot, bisa berupa tanaman sayur seperti terong dan sebagainya. Bisa juga tanaman tahunan seperti kedondong, jambu ataupun juga bunga-bungaan. Pot yang digunakan sebaiknya pot bertingkat, yang dilengkapi dengan wadah penampung air dibagian dasarnya.
Bahan pot dapat dari tanah liat dan juga plastik, keduanya memiliki keunggulan dan kelemahan masing-masing. Pot dari tanah liat misalnya memiliki keunggulan mampu menjaga stabilitas temperatur media, akan tetapi cepat berlumut dan mudah rusak. Sementara pot dari plastik lebih awet namun tidak bisa melewatkan air dari dinding potnya sehingga stabilitas media tidak stabil.
Kemudian sebagai media tanam diantaranya dapat digunakan pasir, batu apung putih, batu zeolit, pecahan batu bata, batu kali dan kawat kasa nilon. Untuk menjaga sterilitas bahan, sebaiknya semua bahan direbus dulu sebelum dijadikan media tanam. Sedangkan tanamannya, diambil tanaman yang telah tumbuh didalam polybag dan siap direplanting kedalam pot.
Cara Penanaman
Apabila semua bahan sudah siap, pertama-tama ambil kawat kasa nilon letakkan didasar pot. Kemudian masukkan pecahan batu bata selapis, diatasnya diberi batu apung dan batu zeolit hingga sepertiga bagian dari pot yang digunakan. Setelah itu, ambil tanaman yang siap dipindahkan dari polybag ke pot, caranya bersihkan akar tanaman yang selama ini sudah tumbuh di polybag tersebut dengan cara melarutkan media tanamnya (tanah) kedalam air.
Setelah akar-akarnya kelihatan bersih, kemudian kita amati kembali akar tersebut. Bila ditengarai ada akar yang rusak ataupun terlalu panjang (disesuaikan dengan besarnya tanaman maskot dan pot) sebaiknya dipotong. Demikian juga untuk daunnya, apabila terlalu rimbun perlu untuk dikurangi. Kemudian bibit ditanam dalam pot yang sudah terisi bahan sepertiga bagian dan lanjutkan penambahan media tanam hingga dua pertiga bagian pot.
Langkah selanjutnya isilah pot bertingkat tersebut dengan nutrisi yang dibutuhkan (sesuai paparan dibawah). Sedang untuk pertama kalinya, tanaman perlu pengerudungan dengan plastik transparan selama dua minggu, letakkan ditempat yang teduh.

Formulasi Kebutuhan Nutrisi
Pemenuhan kebutuhan nutrisi bisa anda peroleh dengan cara memberi berbagai macam pupuk khusus hidroponik dengan formulasi tertentu yang banyak tersedia ditoko-toko pertanian. Dalam fase awal pertumbuhan perlu perawatan secara rutin, misalnya dipagi hari tanaman perlu dikenakan sinar matahari. Kemudian juga perlu pemupukan secara rutin dalam setiap dua hingga lima hari sekali. Gunakan pupuk NPK Grand S 15 sebanyak satu sendok makan untuk kemudian larutkan kedalam sepuluh liter air. Masukkan larutan pupuk ini kedalam pot dasar sesuaikan dengan ketersediaan air dalam pot.
Sebagaimana dalam paparan dimuka, untuk memenuhi kebutuhan nutrisi bisa juga dilakukan dengan pemberian pupuk tambahan. Yang pemenuhannya bisa melalui daun, misalnya disemprot dengan Mamigro ataupun tambahan pupuk mikro Fitomic dengan aplikasi seminggu sekali.
Mengenai kebutuhan nutrisi dalam teknik hidroponik, Soedarsono salah seorang civitas akademika dari IPB Bogor juga pernah menentukan sebuah formula sebagai berikut : Kebutuhan unsur makro dapat dipenuhi dengan 6 gram urea, 9 gram SP36, 5 gram 2K, 5 gram garam inggris (MgSO4) dan 7,5 gram kapur (kalsium karbonat).
Sedangkan unsur mikronya dapat dipenuhi dengan 2,86 gram asam boraks, 0,22 gram asam sulfat, 2.03 gram mangan sulfat, 0.08 gram terusi, 0.02 asam molibdad dan 7.5 gram Fechelat. Cara pengaplikasiannya seperti dalam penggunaan NPK Grand S 15, yakni semua unsur baik makro maupun mikro dilarutkan kedalam 10 liter air.
Salah satu bentuk budidaya hidroponik secara besar-besaran dalam greenhouse
Keuntungan teknik hidroponik
Untuk keperluan hiasan, pot dan tanaman akan selalu bersih sehingga peletakan tanaman dalam ruangan akan lebih fleksibel. Sehingga untuk mendisign interior ruangan rumah akan bisa lebih leluasa dalam menempatkan pot-pot hidroponik. Bila tanaman yang digunakan adalah tanaman bunga, untuk bunga tertentu bisa diatur warna yang dikehendaki, tergantung tingkat keasaman dan basa larutan yang dipakai dalam pelarut nutrisinya.
Penggunaan tanaman buah-buahan seperti kedondong bangkok misalnya, menurut Santosa HB.,(2001), akan bisa menghasilkan penampakan tanaman yang dapat berbuah lebat sepanjang waktu. Kuncinya adalah dengan mengatur C/N ratio, yakni melalui pemangkasan pada cabang, batang dan daun yang tumbuh berlebihan. Disamping, pemangkasan juga akan merangsang pembungaan dan pembuahan.
(Ir. M. Harris, Technical Field Lampung).

Kamis, 23 September 2010

REVITALISASI SEKTOR PERTANIAN HARUS DIUTAMAKAN DEMI MASA DEPAN

Jakarta, 7 September 2010 (Business News)
Masalah pangan nampak semakin mengkhawatirkan banyak negara sehingga saat ini dunia berlomba-lomba untuk mengamankan stok pangannya. Kondisi ini terjadi terutama sebagai dampak fenomena La Nina yang menyebabkan perubahan cuaca ekstrim sehingga produksi pangan dunia terganggu. Hal ini juga dikemukakan oleh Menteri Pertanian Suswono pekan lalu.
Seperti diberitakan akhir-akhir ini, sejumlah negara produsen pangan utama dunia memperketat kegiatan ekspor pangan mereka guna menjamin ketersediaan di dalam negeri sendiri. Sejumlah negara yang sebelumnya tidak pernah impor pangan, kini harus membuka keran impor pangan guna mengamankan stok pangannya.
China bahkan ikut mengimpor satu juta ton beras padahal sebelumnya tidak pernah impor. Sementara pemerintah Rusia menutup pintu ekspor gandum karena produksinya merosot Hal serupa dialami Pakistan yang produksi gandum dan berasnya dihantam banjir.
Pemerintah Indonesia pun tidak main-main untuk ikut mengamankan stok pangan nasional dengan akan terus menggenjot produksi komoditas pangan utama seperti padi, jagung dan kedelai. Indonesia sendiri saat ini harus bersyukur karena banyaknya curah hujan memungkinkan petani yang biasanya hanya bisa panen satu kali jadi dua kali dan yang biasa panen dua kali bisa tiga kali.
Menghadapi situasi dunia kali ini, Indonesia nampaknya tidak punya banyak pilihan selain melanjutkan program revitalisasi pertanian yang pernah dicanangkan Presiden beberapa tahun yang lalu yang hasilnya memang belum terialu menggembirakan.
Hal Ini diakui oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa lima tahun falu revitalisasi gelombang pertama pertanian, perikanan dan perkebunan hasilnya nyata. Tetapi belum cukup. Karena itu dalam lima tahun mendatang presiden mengharapkan untuk melanjutkan revitalisasi kedua.
Revitalisasi pertanian, perkebunan, perikanan gelombang kedua akan dilakukan dengan sasaran meningkatkan swasembada dan ketahanan pangan yang berkelanjutan dan bisa turut menjadi cadangan dan pemasok pangan bagi dunia. Untuk itu Presiden memberikan delapan kunci keberhasilan antara lain menetapkan strategi dan kebijakan yang benar, seperti memilih komoditas unggul yang akan diprioritaskan pengembangannya.
Sebanyak 15 komoditas yang menjadi pilihan Kadin Indonesia dan juga dipakai oleh Pemerintah adalah 4 komoditas strategis yakni beras, jagung, gula dan kedelai. Enam komoditas unggulan ekspor yakni kelapa sawit kopi, teh, kakao, ikan tuna dan udang.
Sedangkan dua komoditas untuk menyehatkan masyarakat yakni ternak sapi dan ayam serta tiga komoditas terpopuler yakni mangga, pisang dan jeruk. 15 komoditas ini dinilai sangat penting, tetapi presiden menekankan perlunya menjaga swasembada dan surplus beras dan jagung.
Lebih jauh dar) sekedar menjaga swasembada beras dan Jagung, revitalisasi pertanian menjadi penting karena pada dasarnya Pertanian, perikanan, dan kehutanan .olah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa, pemenuhan kebutuhan pangan (termasuk gizi) dan bahan baku industri, sumber altematif energi yang lestari, pengentasan kemiskinan, penciptaan kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat.

more: BATAVIASE

KONSEP PEMBANGUNAN PERTANIAN DAN PETERNAKAN MASA DEPAN

Oleh : Drh. H. Cahyan Sofyadi, M.Sc.,MM
Kebijakan otonomi daerah perlu diantisipasi oleh aparat pemerintah daerah, khususnya di kabupaten/kota yang menjadi ujung tombak pembangunan, sehingga kabupaten/kota dapat berbenah diri dalam menggali segala potensi baik potensi sumber daya alam maupun potensi sumber daya manusia.  Dengan demikian potensi sumber daya alam dan sumber daya manusia yang ada di daerah tersebut dapat dimanfaatkan seoptimal mungkin untuk kepentingan pembangunan daerah dan kesejahteraan masyarakat.
Kebanyakan masyarakat yang berada di pedesaan semuanya menyatu dengan kegiatan-kegiatan yang ada kaitannya dengan pertanian secara luas kerena memang itulah keahlian mereka yang dapat digunakan untuk mempertahankan kehidupannya.  Tidak heran seorang petani selain mengolah sawahnya, mereka juga memelihara ternak misalnya ternak bebek, ayam kampung atau yang sering dikenal ayam buras, ada juga yang memelihara domba, kambing, sapi ataupun kerbau.
Dilain pihak krisis ekonomi yang telah melanda bangsa Indonesia sejak pertengahan tahun 1997 telah memberikan pelajaran yang sangat berharga bagi kita semua, dimana betapa rapuhnya pondasi perekonomian yang tidak dilandasi oleh potensi sumber daya lokal.
Sejauh ini kebijakan pemerintah yang lebih berorentasi pada sistem pertanian konvensional di mana banyak mengandalkan input produksi seperti pupuk organik ataupun pestisida dalam jumlah tinggi untuk memacu target produksi.  Dalam kenyataan hal tersebut justru telah memberikan dampak negatif terhadap ekosistem lahan pertanian yang ada sehingga lambat laun akan menurunkan produktivitas pertanian dan akibatnya akan berdampak pada pendapatan dan kesejahteraan petani.  Namun pada kenyataannya sektor pertanian ternyata telah mampu menunjukan ketangguhannya dalam mengahadapi badai krisis.
Negara kita adalah negara agraris, di mana sebagian besar penduduknya mengandalkan sektor pertanian, namun rata-rata kepemilikan penduduk atas lahan pertanian kurang dari 0,3 hektar, terutama di pulau Jawa.  Dari kondisi kepemilikan lahan yang sempit ditambah dengan sistem pertanian yang masih mengandalkan input produksi tinggi menyebabkan petani berada dalam lingkaran kemiskinan yang tiada putus-putusnya.  Petani dengan pendapatan rendah tidak akan mampu menabung, meningkatkan pendidikan dan keterampilan apalagi meningkatkan investasinya guna meningkatkan produksi.

selengkapnya  silahkan buka : DEPTAN

Senin, 20 September 2010

Beras Organik Tasik Tembus Pasar AS

Beras Organik Tasik Tembus Pasar AS
Jakarta, (ANTARA News) - Wajah sumringah Uu Syaeful Bachri, petani padi dari Kabupaten Tasikmalaya Jawa Barat, tak bisa lagi disembunyikan ketika dia mendapati beras organik produknya mampu menembus pasar Amerika Serikat.

Ketua Gabungan Kelompok Tani Simpatik itu, yang telah tujuh tahun merintis menanam padi organik dengan metode sistem rice of intensification (SRI) kini bisa berbangga hati karena produknya diakui dunia.

Pada Kamis, 19 Agustus, Menteri Pertanian Anton Apriyantono di Pendopo Kabupaten Tasikmalaya melepas ekspor perdana beras organik untuk pasar AS

Ekspor beras organik yang merupakan beras kualitas premium tersebut tidak hanya pertama bagi Kabupaten Tasikmalaya, namun juga bagi Indonesia, sehingga hal itu merupakan sebuah prestasi yang membanggakan.

Pada ekspor beras organik yang perdana ke AS tersebut, jumlahnya memang tidak terlalu besar, yakni baru 18 ton atau sekitar 1 peti kemas. Namun, sejumlah negara lain telah menunggu untuk mengimpornya seperti Malaysia, Hongkong, Singapura, bahkan Eropa.

Emily Sutanto, Direktur PT Bloom Agro, selaku eksportir beras organik produksi kelompok tani di Tasik itu, mengungkapkan, dalam waktu dekat pihaknya akan mengekspor kembali sebanyak 19 ton ke Malaysia.

"Untuk bisa menembus ke pasaran AS tidaklah gampang karena harus memenuhi standard impor mereka. Dengan keberhasilan ini artinya beras petani di sini telah memiliki kualitas tinggi," katanya.

Pengembangan padi organik dengan metode SRI di Tasikmalaya dirintis pada 2002, dan setahun kemudian dikembangkan di areal seluas 45 ha di 11 kecamatan.

Pada saat itu produktivitas tanaman baru sekitar 69,56 kuintal/ha atau produksi keseluruhan di Kabupaten Tasikmalaya sebanyak 313 ton.

Pengembangan padi organik yang dilakukan petani tersebut bukan tidak menemui hambatan, sebaliknya sejumlah kendala masih menghadang usaha pertanian tersebut.

Seperti diceritakan Syaeful Bachri, pemilikan lahan petani umumnya masih sangat rendah yakni hanya satu hektare, sementara itu harga jual beras organik juga masih disamakan dengan padi biasa.

"Kondisi tersebut mengakibatkan petani kurang bergairah mengembangkan padi organik," katanya.

Untuk mengatasi persoalan tersebut, para petani di kabupaten tersebut membentuk gabungan kelompok tani yang mewadahi 28 kelompok petani organik di delapan kecamatan.

Kemudian gabungan kelompok tani itu menjalin bekerjasama dengan PT Bloom Agro yang memberikan pembinaan kepada petani untuk menghasilkan beras kualitas bagus serta menjamin pemasaran produk mereka.

Alami peningkatan

Pelan namun pasti produktivitas dan produksi padi organik yang dihasilkan petani Tasikmalaya meningkat, dan pada 2008 secara total mencapai 25.802 ton dengan hasil per ha sebanyak 73,80 kuintal.

Selain itu luasan persawahan padi organik dengan metode SRI juga meningkat menjadi 5.074 ha tersebar di 39 kecamatan.

Hal itu tentu saja tidak terlepas dari harga jual beras organik yang menguntungkan dibanding beras biasa sehingga petani semakin bergairah menanamnya.

Kerjasama Gabungan Kelompok Tani Simpatik dengan PT Bloom Agrom menyepakati harga jual beras petani ke perusahaan tersebut sebesar Rp8000/kg. Beras biasa harganya berkisar Rp5000/kg.

Hasil kerjakeras dan perjuangan petani Tasikmalaya untuk memproduksi beras organik yang berkualitas tersebut akhirnya membuahkan hasil yakni dengan diterimanya sertifikat organik dari "Institute or Marketology" (IMO) Swis.

Dengan adanya sertifikat tersebut berarti telah ada pengakuan internasional bahwa kelompok tani itu sudah menerapkan sistem budidaya dan pengolahan beras dengan baik dan memperhatikan prinsip-prinsip efisiensi, keamanan pangan, serta keberlanjutan produktivitas lahan.

Dari 5.074 ha per tanaman padi organik tersebut, seluas 320,33 ha yang dikembangkan oleh 28 kelompok tani di 8 kecamatan berhasil mendapatkan sertifikat dari IMO.

Hal itu akan meningkatkan daya saing beras nasional, terlebih lagi tujuan pasar ekspornya adalah Amerika Serikat yang sangat ketat dalam penerapan mutu beras.

Kondisi tersebut diperkuat lagi dengan diperolehnya sertifikat "Fair Trade" oleh PT Bloom Agro atas kerjasama yang dibangun dengan Gabungan Kelompok Tani Simpatik.

Keberhasilan Simpatik memproduksi beras organik yang mampu menembus pasar ekspor AS tersebut oleh Bupati Tasikmalaya Tatang Farhanul Hakim dinilai sangat membanggakan.

"Ternyata orang Indonesia mampu meningkatkan kualitas hasil pertaniannya dan langsung dijual ke tingkat dunia," katanya.

Dengan keberhasilan tersebut Pemerintah Daerah Tasikmalaya pun berniat memperluas pengembangan areal pertanaman padi organik dari yang saat ini hanya 10 persen dari total lahan pertanian di wilayah tersebut.

Bahkan pada tahun yang sama, pemda setempat akan mengembangkan proyek percontohan pada areal seluas 800 ha di tiga kecamatan, yakni Tanjungjaya, Sukaraja, dan Manonjaya.

Tidak mengganggu

Dirut Perum Bulog Mustafa Abubakar menyatakan, ekspor beras organik yang dilakukan gabungan kelompok tani dari Tasikmalaya tersebut tidak akan mengganggu ketahanan pangan nasional.

Beras organik merupakan beras kelas premium dengan harga yang lebih tinggi dari beras kualitas medium sehingga konsumennya juga golongan tertentu.

Selain itu, saat ini ekspor beras premium maupun organik Indonesia masih jauh dari target yang ditetapkan sebesar 100 ribu ton.

"Sekarang ini yang terpenuhi baru 10 ribu ton sedangkan targetnya sebanyak 100 ribu ton," katanya.

Tak hanya harga yang lebih tinggi dari harga beras medium, dalam kondisi perberasan dunian saat ini ekspor beras premium dinilai lebih menguntungkan karena harganya yang kompetitif dibanding jika mengekspor beras medium.

Selain itu beras kualitas premium umumnya memiliki kekhasan di setiap negara sehingga tidak akan bisa ditiru oleh negara lain, termasuk beras organik yang diekspor dari Tasikmalaya.

"Ekspor perdana ini merupakan tonggak sejarah Indonesia mampu mengekspor beras organik berserfikat," kata Mentan Anton Apriyantono.

Pengembangan beras organik dengan sistem SRI di masa mendatang, menurut Anton, sangat penting dalam memenuhi tuntutan akan pangan bermutu, sehat, dan aman.

Pertanian organik tidak saja menguntungkan petani karena harga produknya yang lebih tinggi dibanding beras non-organik, namun juga berdampak baik terhadap lingkungan dan keamanan atau kesehatan bagi konsumen penggunanya.

Terlebih lagi, lanjut Mentan, sistem pertanian yang dilaksanakan petani beras organik Tasikmalaya menggunakan sistem SRI yang sangat hemat agroinput dan terbukti dapat meningkatkan produktivitas.

"Kerjasama antara petani, swasta dan pemerintah daerah Tasikmalaya dalam upaya memenuhi tuntutan pasar internasional itu diharapkan dapat dijadikan model pengembangan beras organik bersertifikat untuk pasar ekspor dan dapat dikembangkan di daerah lainnya," katanya.(*)
sumber : Antara News

Senin, 23 Agustus 2010

agriculture and environment


Pertanian organik yang semakin berkembang belakangan ini menunjukkan adanya kesadaran petani dan berbagai pihak yang bergelut dalam sektor pertanian akan pentingnya kesehatan dan keberlanjutan lingkungan. Revolusi hijau dengan input bahan kimia memberi bukti bahwa lingkungan pertanian menjadi hancur dan tidak lestari. Pertanian organik kemudian dipercaya menjadi salah satu solusi alternatifnya.
Pengembangan pertanian organik secara teknis harus disesuaikan dengan prinsip dasar lokalitas. Artinya pengembangan pertanian organik harus disesuaikan dengan daya adaptasi tumbuh tanaman/binatang terhadap kondisi lahan, pengetahuan lokal teknis perawatannya, sumber daya pendukung, manfaat sosial tanaman/ binatang bagi komunitas.
Pertanian organik memandang alam secara menyeluruh, komponennya saling bergantung dan menghidupi, dan manusia adalah bagian di dalamnya. Prinsip ekologi dalam pertanian organik didasarkan pada hubungan antara organisme dengan alam sekitarnya dan antarorganisme itu sendiri secara seimbang. Pola hubungan antara organisme dan alamnya dipandang sebagai satu – kesatuan yang tidak terpisahkan, sekaligus sebagai pedoman atau hukum dasar dalam pengelolaan alam, termasuk pertanian.
Dalam pelaksanaannya, sistem pertanian organik sangat memperhatikan kondisi lingkungan dengan mengembangkan metode budi daya dan pengolahan berwawasan lingkungan yang berkelanjutan. Sistem pertanian organik diterapkan berdasarkan atas interaksi tanah, tanaman, hewan, manusia, mikroorganisme, ekosistem, dan lingkungan dengan memperhatikan keseimbangan dan keanekaragaman hayati. Sistem ini secara langsung diarahkan pada usaha meningkatkan proses daur ulang alami daripada usaha merusak ekosistem pertanian (agroekosistem).
Pertanian organik banyak memberikan kontribusi pada perlindungan lingkungan dan masa depan kehidupan manusia. Pertanian organik juga menjamin keberlanjutan bagi agroekosistem dan kehidupan petani sebagai pelaku pertanian. Sumber daya lokal dipergunakan sedemikian rupa sehingga unsur hara, bimassa, dan energi bisa ditekan serendah mungkin serta mampu mencegah pencemaran.
Bahan alami
Pemanfaatan bahan-bahan alami lokal di sekitar lokasi pertanian seperti limbah produk pertanian sebagai bahan baku pembuatan pupuk organik seperti kompos sangat efektif mereduksi penggunaan pupuk kimia sintetis yang jelas-jelas tidak ramah lingkungan. Demikian juga dengan pemanfaatan bahan alami seperti tanaman obat yang ada untuk dibuat racun hama akan mengurangi penggunaan bahan pencemar bahaya yang diakibatkan pestisida, fungisida, dan insektisida kimia.
Penggunaan mikroorganisme pada pembuatan pupuk organik, selain meningkatkan efisiensi penggunaan pupuk, juga akan mengurangi dampak pencemaran air tanah dan lingkungan yang timbul akibat pemakaian pupuk kimia berlebihan. Di samping itu, banyak mikroorganisme di alam yang memiliki kemampuan mereduksi dan mendegradasi bahan-bahan kimia berbahaya yang diakibatkan pencemaran dari bahan racun yang digunakan dalam aktivitas pertanian konvensional seperti racun serangga dan hama.
Dengan kemajuan teknologi, pertanian organik adalah pertanian ramah lingkungan yang murah dan berteknologi sederhana (tepat guna) dan dapat dijangkau semua petani di Indonesia.
Serangga hama dan musuh alami merupakan bagian keanekaragaman hayati. Serangga hama memiliki kemampuan berbiak yang tinggi untuk mengimbangi tingkat kematian yang tinggi di alam. Keseimbangan alami antara serangga hama dan musuh alami sering dikacaukan penggunaan insektisida kimia yang hanya satu macam.
Pertanian organik bukan hanya baik bagi kesehatan, tetapi juga bagi lingkungan bumi. Beberapa ahli pertanian Amerika Serikat yakin pertanian organik merupakan cara baru mengurangi gas-gas rumah kaca yang menyumbang pemanasan global. Laurie Drinkwater, ahli manajemen tanah dan ekologi Rodale Institute di Kutztown, Pennsylvania, AS bersama koleganya membandingkan pertanian organik dengan metode sebelumnya yang menggunakan pupuk kimia selama 15 tahun. Hasilnya dipublikasikan dalam jurnal ilmiah Nature (Desember 1998) jika pupuk organik digunakan dalam kawasan pertanian kedelai utama di AS, setiap tahun, karbon dioksida di atmosfer dapat berkurang 1-2%.
Drinkwater mengatakan, pengurangan ini merupakan kontribusi yang sangat berarti. Selain itu negara-negara industri sepakat dalam pertemuan Bumi di Kyoto Jepang untuk mengurangi emisi karbondioksida sampai 5,2% dari tahun 1990 hingga tahun 2008-2012. Dalam penelitian ini juga ditemukan, pertanian organik menggunakan energi 50% lebih kecil dibandingkan dengan metode pertanian konvensional.
Demikianlah, fakta mengungkapkan bahwa sistem pertanian organik adalah pertanian yang ramah lingkungan. Artinya, pelaku sistem pertanian organik telah berusaha tidak merusak dan menganggu keberlanjutan komponen-komponen lingkungan yang terdiri atas tanah, air, udara, tanaman, binatang, mikroorganisme, dan tentunya manusia. Bila kita sudah melakukan ini, termasuk mengonsumsi produk pertanian organik, sejatinya cerminan pribadi Anda yang ramah lingkungan

Bertolak belakangnya pandangan generasi muda terhadap pertanian





      VS     







Negara Indonesia yang dikenal sebagai Negara agraris kini telah luntur, hal tersebut diakibatkan oleh beberapa factor yang mempengaruhinya, diantaranya : lahan Pertanian yang semakin lama terus menyempit dan infrastruktur yang tidak terawat sehigga banyak yang rusak, selain itu Indonesia mempunyai masalah yang sangat serius dalam sumber daya manusia dalam pertanian contohnya di daerah Jawa Barat 40 persen petani rata-rata berusia diatas 50 tahun (Kompas, 4/8/2008). Dari data tersebut para petani sangat mengkhwatirkan dan berharap agar adanya para penerus atau regenerasi selanjutnya yang dapat menjaga dan lebih melestarikan dalam menjalani aktifitas pertanian, yang merupakan sebagai sumber utama bagi penghidupan rakyat Indonesia khususnya di Jawa Barat. Tetapi pada saat sekarang ini para generasi muda sudah sangat teramat jarang untuk memilih bidang pertanian sebagai sumber mata pencaharian mereka.
Bidang pertanian pada umumnya di Indonesia memang belum memberikan nilai tambah yang tinggi baik bagi pendapatan, kesejahteaan serta bagi pengembangan karir. Dengan kata lain, bekerja di bidang pertanian agak sulit memproyeksikan masa depan. Sehingga sulit bagi para pemuda untuk menekuninya karena hal yang tak menjajikan tersebut.

Kebijakan pemerintah di bidang pertanian belum mengarah kepada pembinaan calon-calon agribusinessman yang kreatif. Banyak calon mahasiswa yang belum tahu bagaimana prospek agribisnis jika ditekuni dengan menggunakan kombinasi keilmuan dan keahlian lapangan (manajemen) yang baik. Banyak juga agribusinessman yang bahkan lebih sukses dari mereka yang bekerja di bidang lain.

Secara makro, sektor pertanian memang masih cenderung dianaktirikan dibandingkan sektor industri, jasa, keuangan perbankan, pertambangan, dsb. Petani biasanya dianggap hanya sebagai tukang tanam, tukang pelihara.

Dalam hal ini peran pemerintah sangat berpengaruh, pemerintah selaku pemegang hak tertinggi perintah menentukan dalam hal peningkatan peran pemuda dalam hal pertanian. Peran Kementrian Pemuda dan Olahraga juga perlu ditingkatkan, kementrian ini jangan hanya mengurusi pemuda dalam hal olahraga dan seni saja, tetapi juga harus memasukkan program peningkatan pertanian di Indonesia.

Pada pedesaan generasi muda biasanya dilahirkan dan dibesarkan oleh kaum tani, tetapi tidak jarang generasi muda tersebut enggan dalam melanjutkan profesi orang tua mereka untuk menjadi petani. Mereka lebih cenderung untuk memilih pekerjaan ‘non tanah’ sebagai sumber penghidupan mereka. Sebagaimana misalnya menjadi buruh pabrik, kuli bangunan, atau tukang ojek. Sebagian besar mereka malah berfikiran untuk mengadu nasib dikota-kota besar yang sudah jarang adanya aktifitas pertanian seperti Kota Jakarta, hal tersebut dapat kita lihat pada pasca lebaran yang menyebabkan banyaknya urbanisasi warga desa ke kota.
Selain itu didalam pendidikan, semakin sedikit para lulusan SMA yang memilih pertanian sebagai bidang studi yang mereka jalani. Sebagai contoh Dalam Seleksi nasional masuk perguruan tinggi negri (SNMPTN) tahun ini tersisa 2894 kursi kosong atau sekitar 50 persen pada program studi pertanian dan peternakan di 47 PTN di seluruh Indonesia (Kompas, 1/8/2008). kejadian ini sangat ironi, dimana pertanian yang merupakan sumber utama kehidupan masyarakat Indonesia, kini bidang studinya makin kurang diminati, ironi berlanjut ketika para lulusan perguruan-perguruan tinggi lulusan studi pertanian malah banyak memilih pekerjaan diluar pertanian seperti perbankan, perindustrian dibanding pertanian.
Pemuda dan pertanian tidak dapat dipisahkan karena pemuda berperan penting dalam meningkatkan kreatifitas dalam bertani, tanpa pemuda yang bersemangat dan kreatif suatu negara tidak mungkin akan sukses. Tetapi pada kenyataanya pada zaman saat ini sektor pertanian kurang diminati oleh para pemuda, karena :

1. Bekerja di bidang pertanian dianggap sebagai pekerjaan kasar, kotor dan jorok, bekerja di bawah cuaca panas.

  1. Keadaan ini umumnya dianggap bukan impian ideal para mahasiswa. Biasanya mahasiswa memimpikan bekerja di ruangan ber-ac lengkap dengan komputer dan internet.
  2. Umumnya calon mahasiswa dan mahasiswa sendiri menganggap bekerja di sektor pertanian tidak memberikan pendapatan yang tinggi dibanding bekerja di bidang keuangan perbankan, pertambangan, dsb.


UMY