BLOGGER TEMPLATES AND TWITTER BACKGROUNDS

Kamis, 23 September 2010

REVITALISASI SEKTOR PERTANIAN HARUS DIUTAMAKAN DEMI MASA DEPAN

Jakarta, 7 September 2010 (Business News)
Masalah pangan nampak semakin mengkhawatirkan banyak negara sehingga saat ini dunia berlomba-lomba untuk mengamankan stok pangannya. Kondisi ini terjadi terutama sebagai dampak fenomena La Nina yang menyebabkan perubahan cuaca ekstrim sehingga produksi pangan dunia terganggu. Hal ini juga dikemukakan oleh Menteri Pertanian Suswono pekan lalu.
Seperti diberitakan akhir-akhir ini, sejumlah negara produsen pangan utama dunia memperketat kegiatan ekspor pangan mereka guna menjamin ketersediaan di dalam negeri sendiri. Sejumlah negara yang sebelumnya tidak pernah impor pangan, kini harus membuka keran impor pangan guna mengamankan stok pangannya.
China bahkan ikut mengimpor satu juta ton beras padahal sebelumnya tidak pernah impor. Sementara pemerintah Rusia menutup pintu ekspor gandum karena produksinya merosot Hal serupa dialami Pakistan yang produksi gandum dan berasnya dihantam banjir.
Pemerintah Indonesia pun tidak main-main untuk ikut mengamankan stok pangan nasional dengan akan terus menggenjot produksi komoditas pangan utama seperti padi, jagung dan kedelai. Indonesia sendiri saat ini harus bersyukur karena banyaknya curah hujan memungkinkan petani yang biasanya hanya bisa panen satu kali jadi dua kali dan yang biasa panen dua kali bisa tiga kali.
Menghadapi situasi dunia kali ini, Indonesia nampaknya tidak punya banyak pilihan selain melanjutkan program revitalisasi pertanian yang pernah dicanangkan Presiden beberapa tahun yang lalu yang hasilnya memang belum terialu menggembirakan.
Hal Ini diakui oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono bahwa lima tahun falu revitalisasi gelombang pertama pertanian, perikanan dan perkebunan hasilnya nyata. Tetapi belum cukup. Karena itu dalam lima tahun mendatang presiden mengharapkan untuk melanjutkan revitalisasi kedua.
Revitalisasi pertanian, perkebunan, perikanan gelombang kedua akan dilakukan dengan sasaran meningkatkan swasembada dan ketahanan pangan yang berkelanjutan dan bisa turut menjadi cadangan dan pemasok pangan bagi dunia. Untuk itu Presiden memberikan delapan kunci keberhasilan antara lain menetapkan strategi dan kebijakan yang benar, seperti memilih komoditas unggul yang akan diprioritaskan pengembangannya.
Sebanyak 15 komoditas yang menjadi pilihan Kadin Indonesia dan juga dipakai oleh Pemerintah adalah 4 komoditas strategis yakni beras, jagung, gula dan kedelai. Enam komoditas unggulan ekspor yakni kelapa sawit kopi, teh, kakao, ikan tuna dan udang.
Sedangkan dua komoditas untuk menyehatkan masyarakat yakni ternak sapi dan ayam serta tiga komoditas terpopuler yakni mangga, pisang dan jeruk. 15 komoditas ini dinilai sangat penting, tetapi presiden menekankan perlunya menjaga swasembada dan surplus beras dan jagung.
Lebih jauh dar) sekedar menjaga swasembada beras dan Jagung, revitalisasi pertanian menjadi penting karena pada dasarnya Pertanian, perikanan, dan kehutanan .olah memberikan kontribusi yang sangat besar dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk Domestik Bruto (PDB), perolehan devisa, pemenuhan kebutuhan pangan (termasuk gizi) dan bahan baku industri, sumber altematif energi yang lestari, pengentasan kemiskinan, penciptaan kesempatan kerja, dan peningkatan pendapatan masyarakat.

more: BATAVIASE

0 komentar: